Selasa, 01 Mei 2012

Kiat Islami Mengokohkan Soliditas Organisasi (Bag 2)



Oleh: Rizki Abdurahman

2.  Tabayyun

     Dalam menjalani roda organisasi, seringkali kita jumpai adanya berita yang belum jelas kebenarannya sehingga menimbulkan kegelisahan sebagaian orang. Tatkala kita menemui berita tersebut, sikap yang mesti kita ambil adalah tabayyun terlebih dahulu, tidak langsung mengambil keputusan dan kesimpulan yang bisa merugikan atau menyinggung perasaan orang lain.

     Sikap tabayyun terhadap berita yang belum jelas ini diperintahkan oleh Allah dalam surat al-Hujurat ayat 6:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (الحجرات : 6(

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
 berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

     Alqurthubi (2007: 8: 581) menerangkan bawah, ada pendapat ayat ini turun tentang Walid bin ‘Uqbah bin Abi Mu’ith. Sebab turunnya adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sa’id dari Qotadah, bahwasanya Nabi saw mengutus Walid bin ‘Uqbah untuk mengambil shodaqoh kepada Bani Mushtaliq. Ketia mereka melihat Walid, mereka menghadap ke arahnya maka Walid pun merasa takut kepada mereka. Dalam satu riwayat, karena adanya dendam antara Walid dan mereka. Maka Walid pun pulang menemui Nabi, lalu memberitakan bahwasanya mereka sungguh telah murtad dari Islam. Setelah mendengar berita itu, maka Nabi pun mengutus Khalid bin Walid dan memerintah kepadanya untuk meneliti dan tidak tergesa-gesa. Maka Khalid pun pergi sampai mendatangi mereka pada waktu malam. Beliau mengutus mata-matanya. Ketika mereka datang mereka menginformasikan kepada Khalid bahwa mereka berpegang teguh terhadap Islam, mereka mendengar adzan dan mereka pun shalat. Ketika waktu shubuh datang, Khalid datang menemui mereka dan ternyata beliau melihat kebenaran apa yang diberitakan oleh mata-matanya itu. Khalid pun kembali menemui Nabi, lalu mengabarkan kepadanya hakikat berita yang sesungguhnya. Maka turunlah ayat ini. Kemudia Nabi bersabda, “Pelan-pelan itu dari Allah, dan tergesa-gesa itu dari perbuatan syetan”.

     Dari asbabunnuzul ayat tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa berita yang sampai kepada kita tidak seharusnya kita langsung membenarkannya. Tapi  harus tabbayyun terlebih dahulu tentang hakikat berita yang sebenarnya. Lalu apa yang dimaksud dengan tabbayyun itu?
Penafsiran fa tabayyanu menurut para mufasir:

a. Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir: 26: 255 (Maktabah Syamililah)
فَتَبَيَّنُوا أي اطلبوا بيان الحقيقة ومعرفة الصدق من الكذب،
Maksudnya, adalah carilah kejelasan yang sebenarnya dan mengetahui antara yang benar dan bohong.

b. Abdullah bin Abdul Hasan at-Turki dalam Tafsir Al-Muyassar: 9: 227 (Maktabah Syamililah)
فتثبَّتوا من خبره قبل تصديقه ونقله حتى تعرفوا صحته؛
Maksudnya, telitilah berita itu sebelum dibenarkan dan disampaikan sehingga diketahui yang sebenarnya.

c. Muhammad Sayyid Thantawi dalam Tafsir Al-Wasith : 3933 (Maktabah Syamililah)
فتبينوا } وقرأ حمزة والكسائى { فثبتوا } ومعناهما واحد ، إذ هما بمعنى التأنى وعدم التعجل فى الأمور حتى تظهر الحقيقة فيما أخبر به الفاسق .
Sekaitan dengan bacaan fa tabayyanu ini, Hamzah dan Kisai membaca dengan fa tsabbitu. Makna keduanya adalah sama, karena keduanya bermakna pelan-pelan, tidak tergesa-gesa dalam urusan sehingga tampak hakikat yang diberitakan oleh yang fasiq

d. Tafsir ayat ahkam: 543 (Maktabah Syamilah)
فتبينوا } : التبيّن : طلب البيان والتعرّف ، وقريب من التثبت ، والمراد به هنا التحقق والتثبت من الخبر حتى يكون الإنسان على بصيرة من أمره .
Makna tabayyun adalah mencari kejelasan dan pengetahuan dan dekat dengan ketelitian. Maksud tabayyun di sini adalah memastikan, mencari berita yang benar sehingga manusia menjadi tahu tentang perkaranya. 

e. Isma’il Haqqi dalam Tafsir Ruh al-Ma’ani, 14: 59
فتبينوا } اى ان جاءكم فاسق بخبر يعظم وقعه فى القلوب فتعرفوا وتفحصوا حتى يتبين لكم ما جاء به أصدق هو ام كذب ولا تعتمدوا على قوله المجرد
Maksudnya, jika ada orang fasiq membawa berita kepadamu yang menggetarkan hati maka ketahuilah dan telitilah sehingga ada kejelasan bagimu apakah yang dibawa itu benar atau bohong dan janganlah berpegang kepada ucapan yang omong kosong (tanpa bukti).
                                                                 
Dari berbagai penafsiran para ulama diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
§  Jika ada berita apa pun yang masih meragukan, belum jelas kebenarannya maka sikap yang harus ditampilkan adalah tidak langsung mempercayai dan meyakini berita tersebut, tetapi harustabayyun terlebih dahulu.
§  Tabayyun dapat diartikan sebagai sikap tidak tergesa-gesa dalam menerima berita, tidak langsung mempercayai berita itu. Tabayyun itu adalah usaha mencari informasi yang sebenarnya dengan teliti sampai terbukti mana yang benar dan mana yang salah sehingga diperoleh berita yang sebenarnya yang sesuai dengan kenyataan.
      Inilah kiat Islam yang kedua dalam membimbing umatnya untuk mengokohkan soliditas organisasi. Organisasi akan tetap solid manakala budaya tabayyun ini terus dilesatarikan oleh pihak-pihak yang ada di organisasi tersebut, apa pun nama organisasinya. Wallahu ‘Alam.




*Penulis adalah Kabid KAIL Hima Persis Pk UPI, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UPI Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar