Kamis, 24 Mei 2012

Buku bergambar Nabi Muhammad: Apa yang Salah??

Oleh: Desi el Humaira*


Rasanya belum genap setahun masyarakat digegerkan dengan buku LKS (lembar kerja siswa) yang berisi cerita tentang “istri simpanan.” Pertengahan Mei ini kita dikejutkan lagi dengan adanya buku cerita bahan ajar yang mencantumkan sa jelas gambar Nabi Muhammas Saw. Hal ini terungkap oleh siswa SD di Solo yang meminjam buku tersebut dari perpustakaannya, saat menyadari kejanggalan tersebut Ia pun melaporkan kepada orangtuanya dan berujung pada pengaduan pada pihak Kementerian Agama Kota Surakarta karena di dalam buku tertera tulisan bantuan dari Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI.

Dalam IRNews dikatakan Ada empat ilustrasi gambar sosok Muhammad pada buku yang disusun N Khasanah RA. “Pada halaman 43, sosok Muhammad digambarkan sebagai bayi dalam gendongan ibunya. Di depan gambar bayi tersebut, ada tulisan 'Muhammad' dalam huruf Arab untuk menunjukkan sosok bayi yang dimaksud. Kemudian pada halaman 44, Tulisan 'Muhammad' diletakkan pada sosok seorang anak laki-laki yang sedang menggembalakan kambing.  Tulisan yang sama juga ditemui di hal 46 yang menampilkan ilustrasi seorang remaja laki-laki diantara dua lelaki dewasa yang menggambarkan pembedahan dada Muhammad oleh dua malaikat di perkampungan Bani Sa'd.

Adapun Ilustrasi di halaman 48, Muhammad digambarkan tengah bertemu Buhairah, seorang pendeta ahli kitab yang sedang membuktikan tanda-tanda kenabian dalam dirinya. Sama halnya dengan halaman-halaman sebelumnya, sosok Muhammad ditunjukkan dengan tulisan Arab di atas gambar seorang laki-laki dewasa.”

Ditengah-tengah pemberitaan ini, yang mengejutkan adalah pernyataan sanggahan Menteri Agama Suryadharma Ali dalam Tempo.co menyatakan bahwa buku bergambar Nabi Muhammad di Solo bukan produk Kementerian Agama. "Itu bukan dari buku Kementerian Agama yang didistribusikan untuk siswa Sekolah Dasar maupun Madrasah Ibtidaiyah,"  padaha padal buku  ''Kisah Menarik Masa Kecil Para Nabi'' yang diterbitkan oleh penerbit Nobel Edumedia, Jakarta itu terdapat stempel yang menyatakan bahwa buku tersebut merupakan bantuan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam pada 2011. Namun di pemberitaan yang lain, Suryadharma Ali  juga memastikan akan menarik semua buku yang ada dan mengusut tuntas kasus ini.

Pemberitaan ini memberikan pertanyaan besar bagi kita selaku masyarakat, khususnya yang bergelut di bidang pendidikan. Jadi sebenarnya seperti apa yang  dilakukan oleh pihak penyusun dan penerbit serta tuan-tuan pejabat terkait sehingga bisa meloloskan bahan ajar yang disertai gambar seperti ini. Penulis rasa, larangan menggambar sosok Nabi bukanlah hal asing bagi umat Islam, larangan itu jelas ada. Adapun jika kejadian ini terjadi karena ketidak tahuan pihak penulis atau ilustrator atau siapapun pada pihak penerbitan, lalu bagaimana dengan peran dari pihak Kemenag RI selaku pemberi ijin juga penyebar buku ini ke sekolah-sekolah. Apakah tidak ada staf ahli –yang benar-benar ahli dalam bidang tarikh Islam dan keagamaan- yang diterjunkan dalam proses produksi buku ini? Jelas disini sangat ditunggu dan dituntut pertanggung jawaban dari pihak tersebut. rasanya terlalu gegabah jika pihak Kemenag tidak ada yang tahu mengenai larangan menggambar sosok nabi Muhammad Saw. Dalam hadits dikatakan:

عَنْ أَبِي الْهَيَّاجِ الأَسَدِيِّ قَالَ : قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ أَلاَ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاً قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ

“Dari Abul Hayyaj Al-Asadi dia berkata : ‘Ali bin Abi Tholih berkata kepadaku : “Maukah aku utus engkau pada apa yang Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah mengutusku ? yaitu jangan kamu biarkan gambar kecuali kamu menghapusnya, dan kuburan yang  dikeramatkan kecuali kamu meratakannya.” ( HR. Muslim )

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمَّا اشْتَكَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَتْ بَعْضُ نِسَائِهِ كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ يُقَالُ لَهَا مَارِيَةُ وَكَانَتْ أُمُّ سَلَمَةَ وَأُمُّ حَبِيبَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَتَتَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ فَذَكَرَتَا مِنْ حُسْنِهَا وَتَصَاوِيرَ فِيهَا فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ أُولَئِكِ إِذَا مَاتَ
مِنْهُمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ثُمَّ صَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّورَةَ أُولَئِكِ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّه

 “Dari ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata : Ketika Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam sakit, sebagian isteri beliau menyebut-nyebut sebuah gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah yang disebut dengan Maria. Ummu Salamah dan Ummu Habibah rodhiyallohu ‘anhuma pernah mendatangi negeri Habasyah, mereka menyebutkan tentang kebagusannya dan gambar-gambar yang ada di dalamnya. Maka beliau pun mengangkat kepalanya, lalu bersabda : “Itulah orang-orang yang bila ada orang sholih di antara mereka yang mati, mereka membangun masjid di atas kuburannya kemudian membuat gambar-gambarnya. Itulah sejelek-jelek makhluk di sisi Alloh.” ( HR. Ahmad dan Al-Bukhori )

لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

“Janganlah kalian menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani menyanjung Putera Maryam, karena aku hanya hamba-Nya dan Rosul utusan-Nya.” ( HR. Ahmad dan Al-Bukhori )

Dari rangkaian hadits ini dapat disimpulkan bahwa sejatinya melukis makhluk hidup itu dilarang karena bisa jadi pemicu Paganisme yang baru. Ini merupakan kaidah Saddudz dzari’ah: menghambat atau menghalangi atau menyumbat semua jalan yang menuju kepada kerusakan atau maksiat.Pada hadits selanjutnya, Rasulullah Saw. Dengan jelas mencela kelakuan ahli kitab yang mengkultuskan orang-orang sholih mereka dengan menggambarnya lalu memujanya. Hal ini bisa jadi pintu kerusakan akidah.

simpelnya, jika gambar orang sholih/ pemuka yang masyhur saja dilarang karena akan ada indikasi pengkultusan, apalagi sosok Rasulullah Saw. yang jelas-jelas posisinya sebagai Nabi dan Rasul terakhir, yang menyampaikan risalah kenabian untuk umatnya, umat akhir jaman. bisa dipastikan  jika ada gambar asli beliau, maka semua orang akan berebut mengkoleksinya untuk mengenang dan memujanya secara berlebihan yang bisa jadi mengaburkan akidah dan keyakinan, sebagaimana yang dilakukan Nasrani kepada Nabi Isa As.. Dari situlah mengapa umat Islam dilarang oleh Rasulullah Saw untuk menggambar beliau untuk menjaga kemurnian akidah tauhid.

Maka sudah seharunya kita selaku umat Islam lebih selektif dalam memilih buku bacaan terutama untuk anak-anak. Adapun untuk kasus ini penulis berharap agar segera diusut tuntas dan meminta kepada pihak terkait baik penulis, ilustrator, penerbit, editor dan pihak dari Kementrian Agama untuk lebih teliti dalam menerbit dna menyebarkan buku dan cepat tanggap terhadap masalah ini. Karena kasus seperti ini merupakan hal yang sangat sensitif bagi umat Islam yang harus segera diselesaikan demi menjaga kemurnian Agama dan  Risalah Islam. Wallahu a'Lamu bis sawwab..

Salam
Innamal 'ilmu Bit Ta'alum
Himi Persis PK. UPI
*Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UPI 2010, Kabid Humas Himi Persis Pk.UPI

Sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2012/05/23/079405726/Buku-Gambar-Nabi-Muhammad-Bukan-dari-Kementerian
http://www.indonesiarayanews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=11857:empat-ilustrasi-sosok-nabi-muhammad-di-buku-cerita-sd&catid=446:nusantara-pilihan&Itemid=717
http://news.detik.com/read/2012/05/24/064813/1923351/10/menag-polisi-akan-usut-penyebar-buku-kartun-nabi-muhammad?9911012
http://elasgary.wordpress.com/2012/02/07/saddudz-dzariah/
http://dakwah.net46.net/?p=112

2 komentar: