Oleh: Desi el Humaira*
Rasanya
belum genap setahun masyarakat digegerkan dengan buku LKS (lembar kerja
siswa) yang berisi cerita tentang “istri simpanan.” Pertengahan Mei ini
kita dikejutkan lagi dengan adanya buku cerita bahan ajar yang
mencantumkan sa jelas gambar Nabi Muhammas Saw. Hal ini terungkap oleh
siswa SD di Solo yang meminjam buku tersebut dari perpustakaannya, saat
menyadari kejanggalan tersebut Ia pun melaporkan kepada orangtuanya dan
berujung pada pengaduan pada pihak Kementerian Agama Kota Surakarta
karena di dalam buku tertera tulisan bantuan dari Dirjen Pendidikan
Islam Kemenag RI.
Dalam IRNews dikatakan Ada empat
ilustrasi gambar sosok Muhammad pada buku yang disusun N Khasanah RA.
“Pada halaman 43, sosok Muhammad digambarkan sebagai bayi dalam
gendongan ibunya. Di depan gambar bayi tersebut, ada tulisan 'Muhammad'
dalam huruf Arab untuk menunjukkan sosok bayi yang dimaksud. Kemudian
pada halaman 44, Tulisan 'Muhammad' diletakkan pada sosok seorang anak
laki-laki yang sedang menggembalakan kambing. Tulisan yang sama juga
ditemui di hal 46 yang menampilkan ilustrasi seorang remaja laki-laki
diantara dua lelaki dewasa yang menggambarkan pembedahan dada Muhammad
oleh dua malaikat di perkampungan Bani Sa'd.
Adapun
Ilustrasi di halaman 48, Muhammad digambarkan tengah bertemu Buhairah,
seorang pendeta ahli kitab yang sedang membuktikan tanda-tanda kenabian
dalam dirinya. Sama halnya dengan halaman-halaman sebelumnya, sosok
Muhammad ditunjukkan dengan tulisan Arab di atas gambar seorang
laki-laki dewasa.”
Ditengah-tengah pemberitaan
ini, yang mengejutkan adalah pernyataan sanggahan Menteri Agama
Suryadharma Ali dalam Tempo.co menyatakan bahwa buku bergambar Nabi
Muhammad di Solo bukan produk Kementerian Agama. "Itu bukan dari buku
Kementerian Agama yang didistribusikan untuk siswa Sekolah Dasar maupun
Madrasah Ibtidaiyah," padaha padal buku ''Kisah Menarik Masa Kecil
Para Nabi'' yang diterbitkan oleh penerbit Nobel Edumedia, Jakarta itu
terdapat stempel yang menyatakan bahwa buku tersebut merupakan bantuan
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam pada 2011. Namun di pemberitaan
yang lain, Suryadharma Ali juga memastikan akan menarik semua buku yang
ada dan mengusut tuntas kasus ini.
Pemberitaan ini
memberikan pertanyaan besar bagi kita selaku masyarakat, khususnya yang
bergelut di bidang pendidikan. Jadi sebenarnya seperti apa yang
dilakukan oleh pihak penyusun dan penerbit serta tuan-tuan pejabat
terkait sehingga bisa meloloskan bahan ajar yang disertai gambar seperti
ini. Penulis rasa, larangan menggambar sosok Nabi bukanlah hal asing
bagi umat Islam, larangan itu jelas ada. Adapun jika kejadian ini
terjadi karena ketidak tahuan pihak penulis atau ilustrator atau
siapapun pada pihak penerbitan, lalu bagaimana dengan peran dari pihak
Kemenag RI selaku pemberi ijin juga penyebar buku ini ke
sekolah-sekolah. Apakah tidak ada staf ahli –yang benar-benar ahli dalam
bidang tarikh Islam dan keagamaan- yang diterjunkan dalam proses
produksi buku ini? Jelas disini sangat ditunggu dan dituntut pertanggung
jawaban dari pihak tersebut. rasanya terlalu gegabah jika pihak Kemenag
tidak ada yang tahu mengenai larangan menggambar sosok nabi Muhammad
Saw. Dalam hadits dikatakan:
عَنْ أَبِي الْهَيَّاجِ
الأَسَدِيِّ قَالَ : قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ أَلاَ
أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاً
قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Dari Abul Hayyaj
Al-Asadi dia berkata : ‘Ali bin Abi Tholih berkata kepadaku : “Maukah
aku utus engkau pada apa yang Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam
pernah mengutusku ? yaitu jangan kamu biarkan gambar kecuali kamu
menghapusnya, dan kuburan yang dikeramatkan kecuali kamu meratakannya.”
( HR. Muslim )
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
قَالَتْ لَمَّا اشْتَكَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ذَكَرَتْ بَعْضُ نِسَائِهِ كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ
يُقَالُ لَهَا مَارِيَةُ وَكَانَتْ أُمُّ سَلَمَةَ وَأُمُّ حَبِيبَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَتَتَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ فَذَكَرَتَا مِنْ
حُسْنِهَا وَتَصَاوِيرَ فِيهَا فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ أُولَئِكِ إِذَا
مَاتَ
مِنْهُمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ
مَسْجِدًا ثُمَّ صَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّورَةَ أُولَئِكِ شِرَارُ
الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّه
“Dari ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha,
dia berkata : Ketika Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam sakit, sebagian
isteri beliau menyebut-nyebut sebuah gereja yang mereka lihat di negeri
Habasyah yang disebut dengan Maria. Ummu Salamah dan Ummu Habibah
rodhiyallohu ‘anhuma pernah mendatangi negeri Habasyah, mereka
menyebutkan tentang kebagusannya dan gambar-gambar yang ada di dalamnya.
Maka beliau pun mengangkat kepalanya, lalu bersabda : “Itulah
orang-orang yang bila ada orang sholih di antara mereka yang mati,
mereka membangun masjid di atas kuburannya kemudian membuat
gambar-gambarnya. Itulah sejelek-jelek makhluk di sisi Alloh.” ( HR.
Ahmad dan Al-Bukhori )
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
“Janganlah
kalian menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani
menyanjung Putera Maryam, karena aku hanya hamba-Nya dan Rosul
utusan-Nya.” ( HR. Ahmad dan Al-Bukhori )
Dari rangkaian
hadits ini dapat disimpulkan bahwa sejatinya melukis makhluk hidup itu
dilarang karena bisa jadi pemicu Paganisme yang baru. Ini merupakan
kaidah Saddudz dzari’ah: menghambat atau menghalangi atau menyumbat
semua jalan yang menuju kepada kerusakan atau maksiat.Pada hadits
selanjutnya, Rasulullah Saw. Dengan jelas mencela kelakuan ahli kitab
yang mengkultuskan orang-orang sholih mereka dengan menggambarnya lalu
memujanya. Hal ini bisa jadi pintu kerusakan akidah.
simpelnya,
jika gambar orang sholih/ pemuka yang masyhur saja dilarang karena akan
ada indikasi pengkultusan, apalagi sosok Rasulullah Saw. yang
jelas-jelas posisinya sebagai Nabi dan Rasul terakhir, yang menyampaikan
risalah kenabian untuk umatnya, umat akhir jaman. bisa dipastikan jika
ada gambar asli beliau, maka semua orang akan berebut mengkoleksinya
untuk mengenang dan memujanya secara berlebihan yang bisa jadi
mengaburkan akidah dan keyakinan, sebagaimana yang dilakukan Nasrani
kepada Nabi Isa As.. Dari situlah mengapa umat Islam dilarang oleh
Rasulullah Saw untuk menggambar beliau untuk menjaga kemurnian akidah
tauhid.
Maka sudah seharunya kita selaku umat Islam lebih
selektif dalam memilih buku bacaan terutama untuk anak-anak. Adapun
untuk kasus ini penulis berharap agar segera diusut tuntas dan meminta
kepada pihak terkait baik penulis, ilustrator, penerbit, editor dan
pihak dari Kementrian Agama untuk lebih teliti dalam menerbit dna
menyebarkan buku dan cepat tanggap terhadap masalah ini. Karena kasus
seperti ini merupakan hal yang sangat sensitif bagi umat Islam yang
harus segera diselesaikan demi menjaga kemurnian Agama dan Risalah
Islam. Wallahu a'Lamu bis sawwab..
Salam
Innamal 'ilmu Bit Ta'alum
Himi Persis PK. UPI
*Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UPI 2010, Kabid Humas Himi Persis Pk.UPI
Sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2012/05/23/079405726/Buku-Gambar-Nabi-Muhammad-Bukan-dari-Kementerian
http://www.indonesiarayanews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=11857:empat-ilustrasi-sosok-nabi-muhammad-di-buku-cerita-sd&catid=446:nusantara-pilihan&Itemid=717
http://news.detik.com/read/2012/05/24/064813/1923351/10/menag-polisi-akan-usut-penyebar-buku-kartun-nabi-muhammad?9911012
http://elasgary.wordpress.com/2012/02/07/saddudz-dzariah/
http://dakwah.net46.net/?p=112
menarik sekali, terimakasih sodari atas informasi dan ilmunya, sangat bermanfaat
BalasHapusLanjutkan! ^^
BalasHapus