Jumat, 20 Juli 2012

Madrasah Ramadhan pertemuan kedua & ketiga



شهر رمضان
الشَّهْرُ : الْهِلاَل ، سُمِّيَ بِهِ لِشُهْرَتِهِ وَوُضُوحِهِ ، ثُمَّ سُمِّيَتِ الأيَّامُ بِهِ. وَجَمْعُهُ : شُهُورٌ وَأَشْهُرٌ ، وَهُوَ مَأْخُوذٌ مِنَ الشُّهْرَةِ وَهِيَ : الاِنْتِشَارُ وَوُضُوحُ الأمْر، وَمِنْهُ شَهَرْتُ الأمْرَ أُشْهِرُهُ شَهْرًا وَشُهْرَةً فَاشْتَهَرَ أَيْ:
 وَضَحَ ، وَكَذَلِكَ أَشْهَرْتُهُ وَشَهَّرْتُهُ تَشْهِيرًا[1] .
الشَّهْرُ : bulan sabit, dinamai demikian karena jelas dan terangnya, kemudian bulan dinamai juga dengan hari-hari. bentuk jama' dari kata الشَّهْرُ adalah شُهُورٌ &أَشْهُرٌ diambil dari kata الشُّهْرَةِ yang berarti: masyhur dan jelasnya suatu perkara, seperti: شَهَرْتُ الأمْرَ أُشْهِرُهُ شَهْرًا (aku menjelaskan/mempopulerkan sesuatu dengan benar-benar) dan شُهْرَةً فَاشْتَهَرَ (dengan jelas sehingga termasyhur/tersebar), yakni jelas. juga dalam contoh أَشْهَرْتُهُ وَشَهَّرْتُهُ تَشْهِيرًا.


رَمَضَانُ اسْمٌ لِلشَّهْرِ الْمَعْرُوفِ ، قِيل فِي تَسْمِيَتِهِ : إِنَّهُمْ لَمَّا نَقَلُوا أَسْمَاءَ الشُّهُورِ مِنَ اللُّغَةِ الْقَدِيمَةِ سَمَّوْهَا بِالأزْمِنَةِ الَّتِي وَقَعَتْ فِيهَا ، فَوَافَقَ هَذَا الشَّهْرُ أَيَّامَ رَمْضِ الْحَرِّ ، فَسُمِّيَ بِذَلِكَ[2]

رَمَضَانُ: merupakan nama bulan tertentu, dinamakan ramadhan karena mereka mengutip nama-nama bulan dari bahasa klasik, mereka menamai bulan dengan waktu-waktu suatu kejadian yang terjadi pada bulan tersebut. dan bulan ramadhan ini bertepatan dengan hari-hari yang sangat panas, maka dinamailah dengan sebutan ramadhan.

خَصَائِصُ شَهْرِ رَمَضَانَ :
karakteristik bulan ramadhan
الأولَى : نُزُول الْقُرْآنِ فِيهِ :
نَزَل الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ إِلَى بَيْتِ الْعِزَّةِ فِي السَّمَاءِ الدُّنْيَا ، وَذَلِكَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ ، وَفِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ مِنْهُ عَلَى التَّعْيِينِ . ثُمَّ نَزَل مُفَصَّلاً بِحَسَبِ الْوَقَائِعِ فِي ثَلاَثٍ وَعِشْرِينَ سَنَةً . كَمَا وَرَدَ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ: { شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِل فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ }[3] وَقَوْلُهُ سُبْحَانَهُ تَعَالَى: { إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ}[4] .وَقَدْ جَاءَ فِي التَّفْسِيرِ عَنْ مُجَاهِدٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَوْلُهُ: { لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ } ، لَيْسَ فِي تِلْكَ الشُّهُورِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ" . وَوَرَدَ مِثْلُهُ عَنْ قَتَادَةَ وَالشَّافِعِيِّ وَغَيْرِهِمَا ، وَهُوَ اخْتِيَارُ ابْنِ جَرِيرٍ وَابْنِ كَثِيرٍ [5].

1. Turunnya Al-Quran
Al-Quran turun sekaligus dari lauh al-mahfudz ke baitul izzah di langit dunia, hal ini terjadi pada bulan ramadhan, tepatnya pada lailatul qadr. lalu Al-Quran turun secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang terjadi selama 23 tahun. sebagaimana dalam surat Al-Baqarah: 185; "bulan ramadhan merupakan bulan yang padanya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelas serta pembeda." serta firman Allah SWT ; "sungguh kami menurunkannya pada lailah al-qadr." (al-qadr: 1). dalam sebuah tafsir yang diriwayatkan dari Mujahid ra. tentang firman Allah SWT: "lailah al-qadr itu lebih baik dari pada serbu bulan". dalam bulan tersebut (1000 bulan) tidak ada lailah al-qadr. tafsiran seperti itu juga diriwayatkan dari Qatadah, As-Syafi'i dan yang lainnya, yang merupakan ikhtiar Ibn Jarir dan Ibn Katsir.


الثَّانِيَةُ : وُجُوبُ صَوْمِهِ :
صَوْمُ رَمَضَانَ أَحَدُ أَرْكَانِ الإسْلاَمِ الْخَمْسَةِ كَمَا جَاءَ فِي حَدِيثِ ابْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال : بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُول اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَحَجِّ الْبَيْتِ ،وَصَوْمِ رَمَضَانَ[6] . وَدَلّ الْكِتَابُ الْكَرِيمُ عَلَى وُجُوبِ صَوْمِهِ ، كَمَا فِي قَوْله تَعَالَى : { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ }[7] وقَوْله تَعَالَى : { شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِل فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ }[8] الآْيَةَ . وَفَرْضِيَّةُ صَوْمِهِ مِمَّا أَجْمَعَتْ عَلَيْهِ الأمَّةُ
2. kewajiban shaum
shaum ramadhan merupakan salah satu rukun iman yang lima, berdasarkan hadits yang diterima dari Ibn Umar ra. bahwa Nabi SAW bersabda: "islam dibangun atas 5; bersyahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke baitullah dan shaum ramadhan." Al-Quran Al-Karim menunjukan kewajiban shaum sebagaimana firman-Nya: "wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkankepada kalian shiam sebagaimana telah diwajibkannya pada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa." juga firman-Nya; "bulan ramadhan merupakan bulan yang padanya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelas serta pembeda, siapa diantara kalian yang menyaksikan bulan maka shaumlah pada bulan tersebut." kewajiban shaum juga merupakan kesepakatan umat.


الثَّالِثَةُ : فَضْل الصَّدَقَةِ فِيهِ:
دَلَّتِ السُّنَّةُ عَلَى أَنَّ الصَّدَقَةَ فِي رَمَضَانَ أَفْضَل مِنْ غَيْرِهِ مِنَ الشُّهُورِ ، مِنْ ذَلِكَ حَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ قَال: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيل، وَكَانَ جِبْرِيل عَلَيْهِ السَّلَامُ يَلْقَاهُ كُل لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ ، يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيل عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ[9]. قَال ابْنُ حَجَرٍوَالْجُودُ فِي الشَّرْعِ إِعْطَاءُ مَا يَنْبَغِي لِمَنْ يَنْبَغِي، وَهُوَ أَعَمُّ مِنَ الصَّدَقَةِ، وَأَيْضًا رَمَضَانُ مَوْسِمُ الْخَيْرَاتِ ، لأنَّ نِعَمَ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ فِيهِ زَائِدَةٌ عَلَى غَيْرِهِ ، فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤْثِرُ مُتَابَعَةَ سُنَّةِ اللَّهِ فِي عِبَادِهِ[10]
3. keutamaan shadaqah pada bulan ramadhan
hadits menunjukan bahwa shadaqah pada bulan ramadhan lebih utama dari pada bulan-bulan yang lain. diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas ra. ia berkata: Nabi SAW merupakan orang yang paling dermawan dalan kebaikan, dan Nabi merupakan orang yang paling dermawan ketika Jibril menemuinya, Jibril as. menemui Nabi setiap malam pada bulan ramadhan sampai selesai, Nabi menyodorkan hafalan Al-Qurannya, ketika Jibril menemui Nabi SAW, beliau merupakan orang yang paling dermawan dalam kebaikan dari pada angin yang berhembus. Ibn Jarir berkata: kata الْجُودُ (dermawan) secara syara' ialah memberikan yang semestinya kepada orang yang semestinya. kata الْجُودُ lebih umum dari pada kata الصَّدَقَةِ. demikianlah ramadhan merupakan musimnya kebaikan, karena nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya sangat berlimpah daripada bulan yang lain. maka Nabi SAW memberikan teladan dalam menjalani sunnah Allah terhadap para hamba-Nya.

الرَّابِعَةُ : أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي رَمَضَانَ :
فَضَّل اللَّهُ تَعَالَى رَمَضَانَ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَفِي بَيَانِ مَنْزِلَةِ هَذِهِ اللَّيْلَةِ الْمُبَارَكَةِ نَزَلَتْ سُورَةُ الْقَدْرِ وَوَرَدَتْ أَحَادِيثُ كَثِيرَةٌ مِنْهَا: حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَال: قَال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَل عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَل فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ .
وَحَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَال : قَال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ"[11] .
4. lailatul qadr
Allah SWT memuliakan bulan ramadhan dengan lailatul qadr, adapun penjelasan terkait kedudukan malam yang berkah ini (lailatul qadr) Allah telah menurunkan surat Al-Qadr dan juga hadits-hadits diantaranya: hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: talah data kepada kalian bulan ramadhan yang berkah, Allah wajibkan kepada kalian shaum pada bulan tersebut, dibukakan pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu keinginan-keinginan syetan. pada bulan ini Allah memiliki satu bulan yang lebih baik dari seribu bulan, siapa ang menghormati kebaiannya, maka ia akan dihormati.
juga hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: siapa ynag menghidupkan lailatul qadr karena keimanan dan mengharap rido Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

الْخَامِسَةُ : صَلاَةُ التَّرَاوِيحِ :
أَجْمَعَ الْمُسْلِمُونَ عَلَى سُنِّيَّةِ قِيَامِ لَيَالِيِ رَمَضَانَ ، وَقَدْ ذَكَرَ النَّوَوِيُّ أَنَّ الْمُرَادَ بِقِيَامِ رَمَضَانَ صَلاَةُ التَّرَاوِيحِ يَعْنِي أَنَّهُ يَحْصُل الْمَقْصُودُ مِنَ الْقِيَامِ بِصَلاَةِ التَّرَاوِيحِ[12]. وَقَدْ جَاءَ فِي فَضْل قِيَامِ لَيَالِيِ رَمَضَانَ قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ[13].
5. shalat terawih
umat islam bersepakat tentang kesunnahan shalat terawih, Iman An-Nawawi menyebutkan bahwa yang dimaksud qiyamu ramaghan adalah shalat tarawih, maka ynag dimaksud qiyam berarti shalat terawih. sabda Nabi tentang keutamaan qiyam ramadhan: siapa yang shalat terawih karena iman dan mengharap rido Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

السَّادِسَةُ : الاِعْتِكَافُ فِيهِ :
ذَهَبَ الْفُقَهَاءُ إِلَى أَنَّ الاِعْتِكَافَ فِي الْعَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ ، لِمُوَاظَبَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ، كَمَا جَاءَ فِي حَدِيثِ عَائِشَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ تَعَالَى ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ[14].
وَفِي حَدِيثِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الأوْسَطِ مِنْ رَمَضَانَ، فَاعْتَكَفَ عَامًا حَتَّى إِذَاكَانَ لَيْلَةُ إِحْدَى وَعِشْرِينَ وَهِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي يَخْرُجُ مِنْ صَبِيحَتِهَا مِنِ اعْتِكَافِهِ قَال: مَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَعْتَكِفِ الْعَشْرَ الأوَاخِرَ . الْحَدِيثَ[15].
6. I'tikaf
para ulama fiqh berpendapat bahwa i'tikaf pada sepuluh hari terahir di bulan ramadhan hukumnya sunnah muakkad, karena Nabi SAW melaksanakannya secara rutin, sebagaimana hadits dari A'isyah ra. bahwa Nabi SAW beri'tikaf pada sepuluh malan terakhir bulan ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau, kemudian para istri Nabi beri'tikaf setelah Nabi wafat.
sedangkan dalam hadits Abu Sa'id Al-Khudriy ra. bahwa Rasulullah SAW beri'tikaf pada sepuluh hari pertengahan bulan ramadhan, lalu Nabi beri'tikaf selama satu tahun, sampai ketika malam 21, yakni malam yang pada waktu subuhnya Nabi keluar dari i'tikafnya, dan bersabda: siapa yang beri'tikaf bersamaku, maka hedaklah beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir. al-hadits

السَّابِعَةُ : قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ فِي رَمَضَانَ وَالذِّكْرُ :
يُسْتَحَبُّ فِي رَمَضَانَ اسْتِحْبَابًا مُؤَكَّدًا مُدَارَسَةُ الْقُرْآنِ وَكَثْرَةُ تِلاَوَتِهِ ، وَتَكُونُ مُدَارَسَةُ الْقُرْآنِ بِأَنْ يَقْرَأَ عَلَى غَيْرِهِ وَيَقْرَأَ غَيْرُهُ عَلَيْهِ، وَدَلِيل الاِسْتِحْبَابِ أَنَّ جِبْرِيل كَانَ يَلْقَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي كُل لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ[16].
وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ مُسْتَحَبَّةٌ مُطْلَقًا ، وَلَكِنَّهَا فِي رَمَضَانَ آكَدُ[17].
7. membaca Al-Quran dan berdzikir pada bulan ramadhan
pada bulan ramadhan sangat dianjurkan mengkaji Al-Quran dan memperbanyak membacanya. diantara cara mengkaji Al-Quran adalah dengan membacakan kepada orang lain dan orang lain membacakan kepada kita. dalil anjuran mengkaji Al-Quran adalah bahwa Jibril menemui Nabi SAW pada setiap malam bulan ramadhan, lalu Jibril membacakan Al-Quran kepada Nabi SAW. membaca Al-Quran juga dianjurkan secara mutlaq, akan tetapi anjuran pada bulan ramadhan lebih kuat.

الثَّامِنَةُ : مُضَاعَفَةُ ثَوَابِ الأعْمَال الصَّالِحَةِ فِي رَمَضَانَ :
تَتَأَكَّدُ الصَّدَقَةُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ ، لِحَدِيثِابْنِ عَبَّاسٍ الْمُتَقَدِّمِ ؛ لأَِنَّهُ أَفْضَل الشُّهُورِ ؛ وَلأنَّ النَّاسَ فِيهِ مَشْغُولُونَ بِالطَّاعَةِ فَلاَ يَتَفَرَّغُونَ لِمَكَاسِبِهِمْ ، فَتَكُونُ الْحَاجَةُ فِيهِ أَشَدَّ ، وَلِتَضَاعُفِ الْحَسَنَاتِ بِهِ .
قَال إِبْرَاهِيمُ : تَسْبِيحَةٌ فِي رَمَضَانَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ تَسْبِيحَةٍ فِيمَا سِوَاهُ[18].
8. berlipatnya pahala amar shalih pada bulan ramadhan
shadaqah pada ulan ramadhan sangat dianjurkan, sebagaimana hadits Ibnu Abbas yang tadi, karena ramadhan merupakan bulan yang paling utama, juga karena pada bulan tersebut orang-orang disibukan dengan keta'atan sehingga mereka tidak sempat bekerja, maka kebutuhan pada bulan ramadhan meningkat, dan juga karena berlipatnya pahala kebaikan.
Ibrahim berkata: bertasbih pada bulan ramadhan lebih baik dari pada seribu tasbih pada  bulan yang lain.

التَّاسِعَةُ : تَفْطِيرُ الصَّائِمِ :
لِحَدِيثِ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَال : قَال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْل أَجْرِهِ ، غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا[19].
9. memberi ifthar kepada orang yang shaum
berdasarkan hadits Zaid Ibn khalid Al-Juhaniy ra. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: siapa yang memberi ifthar kepada orang yang shaum, ia memiliki pahala seperti orang yang shaum tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang shaum tersebut sedikitpun.

الْعَاشِرَةُ : فَضْل الْعُمْرَةِ فِي رَمَضَانَ :
الْعُمْرَةُ فِي رَمَضَانَ أَفْضَل مِنْ غَيْرِهِ مِنَ الشُّهُورِ[20] لِحَدِيثِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَال : قَال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ تَعْدِل حَجَّةً[21].
10. keutamaan umroh pada bulan ramadhan
umroh pada bulan ramadhan lebih utama dibanding bulan yang lain, berdasarkan hadits Ibn Abbas ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda: umroh pada bulan ramadhan sebanding dengan haji.
wallahu a'lam


[1]  الصحاح والمصباح المنير .
[2]  المصباح المنير ، مختار الصحاح مادة ( رمض ) .
[3] سورة البقرة / ١٨٥ .
[4] سورة القدر / ١.
[5] تفسير ابن كثير ١/ ٣٨٠ ،٧ / ٣٣٢ - ط دار الأندلسي / بيروت .
[6]  حديث : " بني الإسلام على خمس : شهادة أن لا إله إلا الله . . . " أخرجه البخاري ( الفتح ١ / ٤٩ - ط السلفية ) ومسلم ( ١ / ٤٥ - ط الحلبي ) .
[7]  سورة البقرة / ١٨٣
[8] سورة البقرة / ١٨٥.
[9] حديث : " كان أجود الناس بالخير " . أخرجه البخاري ( الفتح ٤ /١١٦ - ط السلفية ) .
[10]  فتح الباري ١ / ٣١ ، ٤ / ١١٦ .
[11] حديث : " من قام ليلة القدر إيمانًا واحتسابًا . . . " أخرجه البخاري ( الفتح ٤ / ١١٥ - ط السلفية ) .
[12]  فتح الباري ٤ / ٢٥١ .
[13] حديث : " من قام رمضان إيمانًا واحتسابًا . . . " أخرجه البخاري ( الفتح ٤ / ٢٥٠ - ط السلفية ) ومسلم ( ١ / ٥٢٣ - ط الحلبي ) .
[14]  حديث : " كان يعتكف العشر الأواخر من رمضان " أخرجه البخاري ( الفتح ٤ / ٢٧١ - ط السلفية ) ومسلم ( ٢ / ٨٣١ - ط الحلبي ) .
[15]  حديث أبي سعيد : " أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يعتكف العشر الأوسط من رمضان " . أخرجه البخاري ( الفتح ٤ / ٢٧١ - ط السلفية ) .
[16] حديث : " أن جبريل كان يلقى النبي صلى الله عليه وسلم في كل ليلة من رمضان " . تقدم تخريجه ف / ٧ .
[17] روضة الطالبين ٢ / ٣٦٨ ، أسنى المطالب ١ / ٤٢٠ ، كشاف القناع ٢ / ٣٣٢ .
[18]  كشاف القناع ٢ / ٣٣٢ ، أسنى المطالب ١ / ٤٠٦
[19] حديث : " من فطر صائمًا . . . " أخرجه الترمذي ( ٣ / ١٦٢ - ط الحلبي ) من حديث زيد بن خالد الجهني ، وقال : " حسن صحيح " .
[20] كشاف القناع ٢ / ٥٢٠ ، حاشية ابن عابدين ٢ / ١٥١، أسنى المطالب ١ / ٤٥٨.
[21] حديث : " عمرة في رمضان تعدل حجة " . أخرجه أحمد ( ١ / ٣٠٨ ط المكتب الإسلامي ) عن ابن عباس وأصله في الصحيحين .

*bidang kajian keilmuan HIMA-HIMI PERSIS PK UPI

2 komentar:

  1. Like this ... Sangat bermanfaat!

    Punten teu ngiring langsung kajianna ...

    BalasHapus
  2. t sawios, nu penting sadayana kabagean elmuna,
    ieu salah satu cara kami berbagi kangge nu t hadir

    BalasHapus